Cara ternak perkutut –
Untuk membeli perkutut calon Indukan, mau tidak mau kita harus dating ke
Peternak tertentu untuk memilih dan membeli bibit perkutut. Di Tanah
Air kita sekarang ini, sudah banyak bahkan ribuan Peternak dari yang
berskala kecil, sedang sampai besar dengan beribu-ribu kandang.
Sebelum menentukan pilihan untuk membeli, disarankan untuk mendatangi
beberapa Peternak sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan baik
kualiats dan harganya. Dan jangan punya pemikiran yang salah bahwa
Peternak kecil atau sedang tidak memiliki perkutut yang kualitasnya
bagus dengan harga yang miring dibandingkan Peternak besar yang sudah
terkenal dan punya nama. Dan nongkronglah beberapa jam untuk
mendengarkan suara perkutut baik piyik hasil ternakan maupun Indukannya
juga trah darahnya. Pada Peternak yang sudah mapan biasanya memiliki
ciri khas piyik hasil ternaknya, misalnya rata-rata suaranya Cowong,
atau ujungnya ndelosor atau depannya menjerit, dan lain-lain. Hal ini
sangat dipengaruhi oleh kesukaan dari Peternaknya, bila si Peternak
kesukaannya yang suaranya cowong, maka hampir dipastikan perkutut hasil
ternakannyapun rata-rata bersuara cowong, dan sebagainya.
Peternak yang sudah mapan rata-rata sudah beternak secara intensif
selama 2(dua) tahun lebih, sehingga beberapa Indukannya sudah memakai
anakan sendiri yang pilihan F2 atau F3 dan hanya sebagian berupa Indukan
dari luar sebagai kelengkapan atau untuk memenuhi permintaan yang
sedang trend.
Sedangkan Peternak yang belum mapan antara lain ditandai dengan
variatifnya Indukaannya dan sedang mencari-cari bentuknya. Dan biasanya
harga piyiknya relatif masih murah dibandingkan dengan Peternak mapan
dengan kualitas yang sama.
Calon Indukan
Agar lebih cepat menghasilkan anakan, yang paling tepat membali calon
Indukan yang sudah berumur sekitar 4(empat) bulan dimana waktunya tepat
dan mudah untuk mulai dijodohkan, sehingga pada umur 5-7 bulan sudah
bisa mulai bertelor. Dan sebaiknya dipilih yang Betina lebih tua
kira-kira sebulan dari Jantannya. Berbeda dengan yang sudah berumur
biasanya susah dijodohkan atau yang Betina sering dikejar-kejar oleh si
Jantan yang biasanya lebih agresif/galak.
Calon Indukan yang bagus sebaiknya dipilih yang mempunyai suara sbb. :
* Suara depan, tengah dan ujungnya bagus.
* Irama suaranya dengan ketukan yang agak renggang dan lelah/senggang.
* Latar atau air suaranya cowong dan tembus baik yang bervolume besar atau kecil, jangan yang suaranya basah dan serak.
* Juga jangan dilupakan aliran trah darahnya dengan silsilah yang jelas.
* Perhatikan juga bentuk tubuhnya apakah serasi dan tidak ada yang cacat.
Crossing
Setelah mendapatkan beberapa calon Indukan Jantan dan Betina, langkah
selanjutnya adalah menyilangkan pasangan perkutut berdasarkan dasar
suaranya masing-masing untuk dapat menghasilkan perkutut yang kualitas
suaranya lebih bagus. Disini kita dituntut untuk mempelajari cara ilmu
croosing yang benar dan baik dengan cara belajar dari membaca buku-buku
secara teori atau belajar langsung kepada sejumlah Peternak sukses ynag
pada umumnya sudah paham tehnik silang menyilang..
Jalan pintas lain yang lebih mudah, yaitu dengan meniru atau memfotocopy
salah satu kandang yang sudah jelas Indukannya dan hasil anakannya
bagus dengan membeli adik atau saudaranya dengan resiko yang jelas
harganya pastilah mahal dan hasil anakannya tidak dijamin akan sebagus
seperti aslinya..
Kandang
Setelah kita mendapatkan beberapa pasang calon Indukan yang dinilai
cocok dan pas untuk diternakkan, maka persiapan selanjutnya adalah
kandangnya.
Tidak ada ketentuan yang pasti berapa ukuran kandang yang baik, yang
penting dan perlu diperhatikan adalah seberapa luas lahan yang tersedia
dan ukuran kandang disesuaikan dengan lahan yang ada tersebut. Juga
untuk effisiensi bahan yang biasanya dibuat dari bahan kawat, maka
biasanya tingginya bisa 45, 90, 135 atau 180 cm sesuai ukuran lebar
kawat, sedangkan lebar dan panjangnya disesuaikan, dan yang ideal yang
disarankan adalah ; lebar : 60 cm, panjang ; 100 – 180 cm. Bahkan dengan
ukuran kandang : 50(L) x 60(P) x 50(T) dapat digunakan untuk beternak
dengan syarat tidak sering dipindah-pindah dari tempatnya, terutama
selama dalam masa mengerami telornya. Dan lantai bisa dibuat dari tanah
biasa atau yang berpasir, juga bisa berupa lantai bersemen. Demikian
pula atapnya dapat dari bahan genting, asbes atau apa saja. Yang sangat
perlu diperhatikan antara lain harus mendapat sinar matahari pagi,
kelembaban cukup, jarak atap ketempat sarangnya tidak terlalu dekat agar
tidak terlalu panas. Dan usahakan tikus, kucing dan binatang sejenisnya
mbisa masuk kekandang, termasuk semut dan cicak. Bahannya juga bisa
kayu, besi ataupun aluminium tergantung kemampuan anggaran yang
tersedia.
Letak kandang sebaiknya tidak dekat dengan sumber suara yang berisik,
tetapi sebaiknya juga jangan ditempat yang sepi yang jarang dikunjungi
manusia/orang, perkutut akan semakin terbiasa dan merasa nyaman jika
sering dikunjungi dan bertatap muka dengan manusia/orang.
Menjodohkan
Tehnik menjodohkan juga perlu diketahui dengan baik, sebab kedua
calon Indukan tidak begitu saja langsung jodoh, tetapi membutuhkan
proses untuk saling kenal terlebih dahulu dengan cara antara lain
keduanya ditempatkan pada sangkar terpisah dan setiap hari selalu
disandingkan. Setelah satu atau dua minggu, setelah kelihatan keduanya
sudah saling kenal dengan tanda-tanda saling mengangguk-angguk dan kalau
tidur malam hari selalu ingin berdekatan. Maka keduanya disatukan tetap
dalam sangkar kecil dahulu untuk beberapa hari.
Waktu yang tepat untuk memasukkan ke kandang ternak adalah sore hari
dengan sebelumnya kedua perkutut cvalon Indukan tersebut dilolohi kacang
hijau yang sudah direndam sampai lunak, vitamin-E, minyak ikan,
B-kompleks dan sedikit dibasahi badannya, diharapkan malam harinya akan
tidur berdekatan bersama.
Beberapa minggu kemudian keduanya akan melakukan perkawinan dan siap
untuk bertelor, jangan lupa untuk disiapkan sarang dari anyaman rotan
yang diberi daun cemara atau rumput kering untuk meletakan
telor-telornya.
Bila ternyata masih belum jodoh atau biasanya yang Jantan galak, maka si
Jantan ditangkap dan dimandikan atau kalau perlu digodi ( sayapnya
diikat 5-6 lembar ) dan kemudian dimasukkan kandang kembali.
kandang
Setiap kandang sebaiknya diberikan tanda-tanda misalkan dengan Nomor
atau Nama terserah apa saja sesuai kemauan masing-masing. Juga ada
baiknya dibuatkan catatan pasangan Indukan dari BF dengan ring apa,
tanggal lahir, dll/
Perhatikan kapan setiap pasangan pada kandang masing-masing sudah mulai
melakukan perkawinan, untuk keperluan disiapkan sarangnya. Buatkan
catatan khusus ( kalau perlu dengan komputerisasi ) kapan mulai
bertelor, kapan diperkirakan menetas setelah 14-15 hari mengeram,
bagaimana hasilnya ( menetas semua atau tidak hanya satu atau bhakan
tidak menetas semua ), periksa keadaan telor yang tidak menetas untuk
mengetahui penyebabnya, dll.
Pasanganlah Ring di salah satu/kedua kakinya pada umur piyik sekitar 7-9
hari dan selanjutnya terserah kita apakah piyik tersebut akan tetap
dikembalikan untuk diasuh oleh Induknya atau akan dititipkan Puter
sebagai Induk asuh pengganti. Yang perlu diperhatikan, kalau akan
menggunakan jasa Puter haruslah yang sedang mengeram paling tidak sudah
10 hari dimana Puter sudah menghasilkan susu ditemboloknya. Jasa indukan
pengganti juga bisa dilakukan oleh Diamond Dove yaitu sejenis Perkutut
berasal dari Australia yang tubuhnya lebih kecil.
Pada edisi yang akan datang dengan topik yang lain akan kita bahas
bagaimana menetaskan telor perkutut dengan menggunakan jasa Puter atau
Diamond Dove yang tujuannya untuk membuat Indukan favorit kita bertelor
lebih produktif dan menghasilkan anakan piyik lebih banyak.
Pemeliharaan piyik
Piyik-piyik setelah berumur 1-1.5 bulan sebaiknya sudah mulai
dipisahkan dari Induknya baik Perkutut maupun Puter/Diamond Dove, sebab
mereka sudah bisa mulai makan sendiri dan biasanya Indukannya juga sudah
enggan meloloh dan sudah mulai melakukan perkawinan lagi.
Piyik-piyik tersebut ditempatkan didalam sangkar kayu ukuran 50(L) x
70(L) x 50(T) cm sebanyak 8-10 ekor bersama-sama, kalau perlu diberikan
lampu untuk pemanas terutama pada malam hari atau udara dingin pada
musim penghujan.
Sebaiknya tiap-tiap piyik diberikan vitamin tambahan antara lain berupa ;
B-komplek, minyak ikan, kalsium dan obat cacing sebelum dimasukkan ke
sangkar kayu tersebut.
Usahakan minimum setiap hari setidaknya dua hari sekali dijemur dari jam
08.00 sampai jam.11.00, agar mendapat sinar matahari pagi dan ultra
violet yang cukup untuk kesehatan tubuhnya. Dan pada minumannya
diberikan Vitamin tambahan dua kali seminggu untuk menambah daya tahan
tubuhnya.
Menginjak umur 3(tiga) bulan, bila dikehendaki piyik-piyik tersebut
sudah dapat dipisahkan dan masing-masing dimasukkan ke sangkar soliter
agar dapat lebih mudah untuk memantau suaranya dan menentukan kualitas
suaranya tersebut.
Selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan penilaian
apakah Indukan kandang tertentu sudah benar atau kurang benar, sehingga
perlu dilakukan perombakan pasangan Indukannya dalam usahanya untuk
selalu meningkatkan mutu kualitas suara.